|
Riezka Rahmatiana,Inspirasi pisang ijo |
Jasmine memang berarti melati. Dalam plesetan yang dibuat perempuan
Riezka Rahmatiana (23), kata ”jasmine” diubah menjadi ”JustMine” untuk
mengangkat penganan tradisional pisang ijo asli Makassar ke masyarakat.
Bahkan, pisang ijo ini dijadikan peluang usaha waralaba.
Mirip semerbak keharuman bunga melati, gadis kelahiran Mataram, Nusa
Tenggara Barat, pada 26 Maret 1986 ini mengawali usaha kecilnya pada
saat duduk di bangku kuliah sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran, Bandung. Kini, kartu namanya sudah tertulis
Riezka Rahmatiana sebagai Presiden Direktur ”JustMine”.
Semangat kewirausahaan, begitulah yang mengawali
Riezka. Awalnya, kata Riezka, adalah kesumpekan. Banting tulang
orangtuanya dalam mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk menyekolahkan
anak-anak, mendasari pikiran Riezka untuk berupaya agar dia bisa berdiri
di atas kakinya sendiri.
Orang tua bekerja sejak pagi hingga larut malam. Hasil banting tulang
seharian dilakukan untuk meraih gaji. Kemandirian wirausaha itulah yang
secara diam-diam tumbuh dalam diri Riezka.
”Saya tidak mau menyusahkan orangtua. Berbekal modal awal Rp 13,5 juta,
tahun 2007 bisnis makanan pisang ijo yang segar mulai menjadi pilihan
untuk dipasarkan di Kota Bandung,” kata Riezka.
Ketika mengambil keputusan berwirausaha di sela-sela kuliahnya, anak
pertama dari dua bersaudara ini mengaku mendapat larangan keras dari
orangtuanya. Mereka menganjurkan dia agar mencari pekerjaan yang aman.
Riezka pun menuturkan jatuh dan bangunnya mencicipi aneka pekerjaan di
sela-sela kuliahnya. Mulai dari menjadi anggota jaringan pemasaran alias
multi level marketing (MLM), penjual pulsa telepon seluler, hingga
menjajal bekerja di sebuah kafe. Dari sebagian menyisihkan penghasilan
bekerjanya selama itulah, Riezka memulai usaha pisang ijo khas Makassar.
Tanggal 16 Maret 2009 menjadi momentum perjalanan wirausahanya. Riezka
memang belum pernah ke Makassar, tetapi ketekunannya mencari penganan
tradisional dan kemauannya untuk belajar memproduksi pisang ijo itulah
menjadi modal dasarnya. Tanya-tanya resep pun terus dilakukannya.
Pisang dipandang sebagai bahan baku yang relatif murah dan selalu mudah
diperoleh di pasar. Hanya dengan dibalut adonan tepung beras yang diberi
warna hijau, sajian khas ini bisa mulai dipasarkan dengan nama tren
Pisang Ijo.
Dari sanalah kreativitas Riezka bermunculan. Dari sajian pisang ijo
orisinal, Riezka mengembangkannya dengan aneka rasa, seperti pisang ijo
vanila, stroberi, coklat, dan durian. Semangkok pisang ijo yang disiram
sedikit cairan fla yang gurih akan menjadi bertambah segar apabila
ditambah pecahan es batu. Apalagi, kreativitasnya dilakukan dengan
menambahkan serutan keju dan mesis coklat.
Penghasilan tak terbatas
Dorongan menjadi entrepreneur terjadi justru ketika Riezka membaca buku
berjudul Cashflow Quadrant bahwa tidak ada karyawan yang bisa memperoleh
penghasilan tak terbatas.
Benarkah hipotesis tersebut? Riezka membuktikan lewat ketekunannya.
”Kalau orang atau setidaknya orangtua saya bekerja dari pagi hingga
malam, untuk pada akhirnya mencari penghasilan, saya justru sebaliknya.
Kita semestinya tidak bekerja mengejar penghasilan, tetapi biarlah uang
mendatangi kita,” ujar Riezka yang akhirnya mewaralabakan usahanya itu.
Dari usaha kecilnya ini, Riezka membuka peluang berinvestasi dengan
sistem waralaba. Alhasil, dari satu gerai, kini ada 10 pewaralaba pisang
ijo yang tersebar, terutama di kota Bandung, Jawa Barat.
Pemilihan mitra pun dilakukan selektif karena visi yang diemban adalah
”Kepuasan konsumen adalah kepuasan kami. Kesuksesan mitra adalah
kesuksesan kami.” Pemilihan gerai bukan sekadar melihat berkas yang
diajukan calon mitra, apalagi uang waralaba yang disiapkan mitra.
Melalui penelitian lokasi pasar, Riezka berani mengambil keputusan
diterima atau tidaknya seorang mitra. Dia pun memprediksi, besarnya
potensi pasar terhadap produknya di lokasi tertentu.
”Sasarannya tetaplah mahasiswa. Karena itu, lingkungan kampus menjadi target lokasi,” kata Riezka.
Bersama sahabatnya, Erwin Burhanudin, Riezka membangun sistem waralaba.
Mereka pun mengaku tidak ingin gegabah memperoleh sebanyak-banyaknya
pewaralaba. Kapasitas produksi tetap harus menjadi acuan usahanya.
Cepat atau lambat, Riezka yang murah senyum kini sudah mulai menuai
hasil. Enam karyawannya ikut bekerja keras menunjang usaha waralabanya
dengan memproduksi sekitar 500 porsi setiap harinya.
|
SAJIAN PISANG ORISINIL- Riezka mengembangkannya dengan aneka rasa, seperti pisang ijo
vanila, stroberi, coklat, dan durian. Semangkok pisang ijo yang disiram
sedikit cairan fla yang gurih akan menjadi bertambah segar apabila
ditambah pecahan es batu |
Soal keuntungan, pokoknya sangat menggiurkan. Sebagai wirausaha muda
yang berhasil masuk sebagai finalis tingkat nasional Wirausaha Muda
Mandiri 2008, Riezka hanya berharap, setitik perjalanan hidupnya bisa
memberikan napas kehidupan masyarakat sekitarnya.
Kalau
kita ingin sukses, kita harus "bertanya" kepada orang yang diatas
rata-rata ( orang yang lebih sukses ) dan "mendengarkan" nasihat
mereka."