Minggu, 03 Juni 2012

kisah INSPIRASI (Jadilah pahlawan di mata Allah)


Koki yang pergi berlayar
Suatu ketika ada sekelompok orang yang ingin berlayar ke suatu tempat menggunakan kapal layar. Pembagian tugaspun dilakukan. Ada yang mendapat bagian menjadi nahkoda, ada menjadi anak buah kapal, dan ada yang menjadi koki untuk memasak.

Perjalananpun dilakukan. Semua orang yang berangkat sudah mengetahui tugas masing-masing. Nahkoda yang bertugas mengemudikan kapal, koki yang memasak, anak buah kapal yang melakukan pekerjaan membersihkan kapal, merawat mesin, dan pekerjaan lain yang mendukung agar kapal berlayar dengan baik.


Di suatu malam, ketika sang koki sedang melihat bintang di langit yang biru (kaya lagu aj :-)), tiba-tiba turun hujan badai. Semua telah terlelap tidur, tak terkecuali sang nahkoda. Kapal menjadi tak terkendali. Kehilangan arah. Kemungkinan besar kapal akan karam jika tak segera dikendalikan. Di satu sisi mustahil untuk membangunkan awak kapal yang lain.


Apa yang harus dilakukan sang koki? Pasrah saja, atau mencoba membangunkan sang nahkoda (walaupun ngga mungkin karena sang nahkoda punya penyakit susah bangun kalau sudah tidur), atau mengambil alih kapal?


*****

Terkadang saat kita beraktivitas di suatu organisasi, sang koordinator dan rekan-rekan lain yang satu bidang dengan kita tertidur dengan lelapnya. Hanya kita yang masih terjaga. Apa yang harus kita lakukan? Kita hanya seorang “koki” di dalam kapal itu.

Ya, ngga ada alasan untuk tidak mengambil alih kapal. The show must go on.


Ambillah kendali kapal. Arahkanlah ke tempat tujuan yang telah ditetapkan semula. Jadilah seorang pahlawan.


Carilah perhatian Allah swt dengan menjadi “pahlawan” tadi.


Ingatlah tak ada bintang yang berkelip di tengah hari. Sang bintang hanya berkelip di kelap malam. Selamat mencoba kawan….



Dikutip dari Blog SUARA ANAK BANGSA

Gitar Kentrungku, Sahabatku Mencari Uang

Saat ada waktu luang, saya menyempatkan diri  untuk jalan-jalan ke suatu pasar di kawasan Mojosari-Mojokerto, waktu baru masuk pintu gerbang, saya berjumpa dengan sang pengamen cilik yang sedang mengalunkan nada-nada kesukaanya. Entah kenapa sang pengamen itu tiba-tiba membuat saya tertarik, tanpa basa-basi lagi sayapun langsung menghampiri pengamen itu dan mewawancarainya sedikit untuk saya jadikan bahan artikel di postingan saya kali ini.

Ketika waktu saya tanya, pada awalnya pengamen itu memang ketakutan, dia mengira saya akan berbuat yang macam-macam, tetapi untung saja saya berhasil menyakinkanya. Untuk lebih jelasnya lagi, silahkan anda lihat foto pengamen cilik tersebut.
 
Gambar Pengamen Cilik Jalanan

 Novi, itu nama panggilanya, dia tinggal di desa Gayaman dan sekarang masih sekolah di SMP Negeri 1 Mojoanyar. Walaupun dia masih kelas 2, tetapi saya kagum sekali dengan kegigihan dia mengarungi hidup, selain sudah bisa mencari uang sendiri, tetapi dia juga tidak malu sama sekali mencari uang dengan cara mengamen. Dia mulai mengamen sejak sekitar umur 7 tahun, tentunya masa tersebut adalah masa bagi anak-anak seumuran dia untuk menghabiskan waktunya bermain. Tetapi dia sudah memutuskan untuk bekerja, membantu kedua orang tuanya dan tentunya bisa membiayai sekolahnya dengan uang keringatnya sendiri. Sungguh bukan main, meskipun hasil yang didapatkan tidak seberapa, tetapi dia masih menjalani pekerjaanya sebagai pengamen. Di hari biasa dia mengamen setelah pulang sekolah, kadang-kadang di hai itu dia berhasil mendapatkan uang sekitar Rp. 12.000,00. Sedangkan dihari libur dia bisa mendapatkan uang sampai Rp.50.000,00. Sebuah petualangan seorang pengamen cilik Mojokerto yang patut kita contoh, meskipun masih ada banyak pekerjaan yang layak, tetapi kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa menjadikan ini sebagai suri tauladan. Mulai dari sekarang kita harus intropeksi diri masing-masing, kita tancapkan niat yang sedalam-dalamnya di dalam hati kita bahwa kita akan giat belajar, menguarngi waktu bermain-main dan bisa membawa nama baik bangsa kita. Semangat untuk para remaja Mojokerto. cayo..:D:D



 

Blogger news

Blogroll

Blog Archive