Suatu ketika ada sekelompok orang yang ingin berlayar ke suatu tempat menggunakan kapal layar. Pembagian tugaspun dilakukan. Ada yang mendapat bagian menjadi nahkoda, ada menjadi anak buah kapal, dan ada yang menjadi koki untuk memasak.
Perjalananpun dilakukan. Semua orang yang berangkat sudah mengetahui tugas masing-masing. Nahkoda yang bertugas mengemudikan kapal, koki yang memasak, anak buah kapal yang melakukan pekerjaan membersihkan kapal, merawat mesin, dan pekerjaan lain yang mendukung agar kapal berlayar dengan baik.
Di suatu malam, ketika sang koki sedang melihat bintang di langit yang biru (kaya lagu aj :-)), tiba-tiba turun hujan badai. Semua telah terlelap tidur, tak terkecuali sang nahkoda. Kapal menjadi tak terkendali. Kehilangan arah. Kemungkinan besar kapal akan karam jika tak segera dikendalikan. Di satu sisi mustahil untuk membangunkan awak kapal yang lain.
Apa yang harus dilakukan sang koki? Pasrah saja, atau mencoba membangunkan sang nahkoda (walaupun ngga mungkin karena sang nahkoda punya penyakit susah bangun kalau sudah tidur), atau mengambil alih kapal?
*****
Terkadang saat kita beraktivitas di suatu organisasi, sang koordinator dan rekan-rekan lain yang satu bidang dengan kita tertidur dengan lelapnya. Hanya kita yang masih terjaga. Apa yang harus kita lakukan? Kita hanya seorang “koki” di dalam kapal itu.
Ya, ngga ada alasan untuk tidak mengambil alih kapal. The show must go on.
Ambillah kendali kapal. Arahkanlah ke tempat tujuan yang telah ditetapkan semula. Jadilah seorang pahlawan.
Carilah perhatian Allah swt dengan menjadi “pahlawan” tadi.
Ingatlah tak ada bintang yang berkelip di tengah hari. Sang bintang hanya berkelip di kelap malam. Selamat mencoba kawan….
Dikutip dari Blog SUARA ANAK BANGSA